Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Mencegah Anak Stunting (Pendek)
Pemerintah menggencarkan program pencegahan stunting. Foto: Republika
REPUBLIKA KIDS -- Halo Kids... Warga Depok dibuat gempar dengan kasus makanan untuk anak-anak agar tidak terkena stunting. Namun, makanan yang didapatkan tidak sesuai untuk menunjang kebutuhan gizi anak-anak.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Alasannya anak yang bertumbuh pendek tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Sehingga sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Penyebab masalah stunting adalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak pendek atau kerdil dari standar usianya.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Kondisi tubuh anak yang pendek kerap disebut karena faktor genetik atau keturunan dari orang tuanya. Stigma ini membuat masyarakat hanya menerima keadaan tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal, stunting sebenarnya bisa dicegah karena genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan.
Upaya pencegahan stunting dilakukan pemerintah agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh Menkes, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
