
Didin, Semua Hanya Tentang Waktu
Lainnnya | 2025-03-03 12:42:04
Apakah anda setuju dengan pernyataan bahwa loyalitas dan pengabdian di tempat kerja adalah dua hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam karir? Namun, tidak semua orang dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Padahal manfaat loyalitas dan mengabdi bisa meningkatkan produktivitas, kualitas hidup, penghargaan dan kesempatan karir.
Bagi ASN, “loyal” adalah salah satu nilai dari tujuh nilai-nilai dasar (core values) ASN BerAKHLAK. Dalam pasal 4 ayat (2) huruf e, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, loyal dimaknai sebagai “berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara”.
Implementasi nilai “loyal” dapat berupa loyalitas dan pengabdian. Loyalitas di tempat kerja adalah komitmen dan dedikasi yang kuat dari pegawai terhadap tempat kerja, rekan kerja, dan pekerjaannya. Sedangkan pengabdian di tempat kerja adalah tindakan dan perilaku yang menunjukkan komitmen dan dedikasi yang kuat dari seorang pegawai terhadap tempat kerja, rekan kerja dan pekerjaannya,
Dalam artikel ini, saya akan membahas tentang cerita seorang pegawai yang telah mengabdi dengan hati serta loyalitas tinggi di tempat dia bekerja dari awal menjadi tenaga sukarelawan (SUKWAN) hingga menjadi Tenaga Harian Lepas (THL), masuk data kategori dua, sampai akhirnya bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pak Didin adalah seorang karyawan yang bekerja di Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman (DPRKP) di Kabupaten Karawang selama 21 tahun. Sejak awal bekerja hingga saat ini, beliau berdomisili di Purwakarta dan harus menempuh perjalanan dengan kendaraan roda dua sejauh 52 Km setiap harinya, dengan semangat bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun.
Selama bekerja Pak Didin menunjukkan loyalitas dan pengabdian yang sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan selalu datang tepat waktu, kecuali jika beliau sakit atau ada keperluan keluarga. Melakukan pekerjaannya dengan baik serta selalu siap untuk membantu rekan-rekan kerjanya dan mengikuti aturan dan ketentuan yang ada. Sehingga atasan sangat peduli dan sayang kepadanya.
Selama dua tahun bekerja menjadi ajudan Kepala Dinas dan hanya menjadi SUKWAN, Pak Didin selalu berusaha untuk memahami dan bertanggungjawab terhadap pekerjaannya, selalu siap membantu dan mendukung rekan kerjanya. Dengan loyalitas di tempat kerja, akhirnya membawa manfaat bagi dirinya, karena di tahun ketiganya bekerja, ia mendapatkan Surat Keputusan (SK) menjadi THL dan penempatan di bidang Tata Ruang dan Permukiman (TARKIM).
Sejak ditempatkan di bidang TARKIM, semangat kerja Pak Didin semakin meningkat. Bahkan Pak Didin merasa seperti menemukan jati dirinya selama ini, karena dengan dasar Pendidikan Sekolah Teknik (ST) jurusan bangunan, membuat Pak Didin lebih cepat beradaptasi dengan kegiatan menggambar dan menghitung Rancangan Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan, daripada menjadi seorang ajudan yang hanya bertugas melayani atasan saja
Pak Didin menunjukkan kegigihan dan semangat tinggi dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja serta kualitas kerjanya. Awalnya, ia hanya mampu menggambar bangunan secara manual, namun dengan tekad yang kuat, ia berusaha belajar menggunakan teknologi komputer. Meskipun menghadapi kesulitan dalam pengoperasian dan tantangan dalam mengingat rumus perhitungan, ia tetap bersemangat untuk terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya.
Walaupun sekarang Pak Didin bekerja di Unit Pengelola Teknis Dinas (UPTD) Wilayah I, tapi tak menyurutkan semangat beliau untuk bekerja sama dengan rekan-rekan serta berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengawasan di lapangan. Selain itu, beliau selalu siap untuk membantu rekan-rekannya. Akhirnya Pak Didin pun mulai diajak untuk ikut bergabung dalam pengawasan di lapangan dan diperbantukan menjadi pendamping pengawas jalan dan gedung.
Pada tahun 2013, Pak Didin pernah mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), namun tidak lulus, tetapi dinyatakan masuk ke dalam data pegawai kategori dua, yang tidak bisa langsung diangkat menjadi PPPK serta harus tetap mengikuti rangkaian tes baik tes administrasi maupun tes tertulis. Hingga suatu hari Pak Didin akhirnya berkesempatan mengikuti tes PPPK dan dinyatakan LULUS.
Tangis haru dan bahagia sangat dirasakan oleh Pak Didin. Perjuangannya selama 21 tahun telah membuahkan hasil. Walau tiga tahun mendatang beliau memasuki masa pensiun, tapi pengabdian dengan hati dan loyalitas di tempat kerja yang dirasakan, ternyata sangat penting dalam mencapai kesuksesannya dalam karir. Semoga kisah Pak Didin dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi pegawai yang lebih baik dan lebih loyal di instansi masing masing.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.